blabla

Now it's not the time to cry, now it's time to find out why ...

Pages

23.7.10

Tiga Minggu

24 July 2010, 10:53 am

Hi dear..

Hari ini tepat tiga minggu sejak perpisahan itu. Ya, benar tiga minggu. Waktu yang lumayan lama untuk kita karena sebelumnya kita terbiasa bertemu setiap hari. Dan sekarang kita dihadapi sebuah perpisahan dengan jarak yang terpentang sangat jauh ditambah dengan durasi yang lama yaitu dua bulan. Tidak bisa membayangkan sebelumnya bahwa kita benar-benar akan terpisahkan dan ternyata kita bisa melewatinya. Sebuah prestasi yang membanggakan buat hubungan kita walau ini masih tiga minggu, masih ada 5 minggu.


Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu, tapi aku pikir kamu sudah terbiasa dengan ketidak hadiranku karena memang sebelumnya kita tidak pernah sekalipun bersama di tempat yang kau pijak sekarang. Berbeda denganku yang selalu bersama denganmu hampir sepanjang tahun di kota ini dengan dirimu tapi tiba-tiba kau pergi. Awalnya aku merasakan sesuatu yang berat, menjalani hidup denganmu di tempat yang sama dengan biasanya dimana selalu ada kamu. Tapi setelah tiga minggu, semuanya menjadi berkurang. Aku sudah mulai terbiasa sendiri, seperti mengulangi masa-masa sebelum kamu ada dimana aku selalu sendiri. Walau bukan sendiri sepenuhnya dimana masih ada teman yang kukunjungi walau tidak sebanyak dulu tapi paling tidak mengurangi hari-hari sendiri. Aku juga punya cara untuk mengalihkan kesendirian tanpa dirimu, aku akan menyelesaikan skripsiku hari demi hari lebih giat dari kemarin, dan Alhamdulillah hingga tulisan ini dibuat sudah dalam tahap 90 % jadi. Aku harap semuanya berjalan lancar dengan kesendirian yang kualami tanpa menjadikanku terpuruk dan kuambil saja hikmahnya buat kebaikan hubungan kita.

Walaupun semua tampak berjalan dengan lancar, tapi tetap saja ada kerinduan yang mendalam terhadap kehadiranmu. Aku pernah bilang bahwa rinduku denganmu akan semakin banyak dari hari ke hari sejalan dengan lamanya jarak perpisahan kita, hingga saat kita bertemu nantinya. Dan ternyata benar, aku sangat merindukanmu. Aku merindukanmu dengan dalam. Seperti layaknya kekasih lain yang berpisah dengan pasangannya, aku juga seperti itu dan ini semakin memuncak hingga aku tidak tahu lagi dengan ekspresi apa aku lampiaskan kerinduan ini. Aku hanya bisa menulis walau ternyata aku masih belum bisa melampiaskan semuanya ke dalam tiap tuisanku, tapi paling tidak aku sudah mencooba. Aku ingin kamu tahu seberapa besar rinduku, seberapa besar keinginanku untuk kembali memandang wajahmu, menggandeng tanganmu, berbincang denganmu, mengelus kepalamu, dsb. Semuanya ini sangat besar Sayang, sesuatu yang tidak bisa kau bayangkan. Perpisahan dengan durasi jarak yang jauh dan waktu yang lama ini adalah yang pertama buat kita, dan yang pertama kata orang biasanya paling menyakitkan, dan ternyata benar karena ku sendiri merasakannya.

Okelah, paling tidak tiga minggu sudah semuanya terjadi. Dan sisi positifnya adalah waktu bertemu lagi denganmu bisa terkurangi, sudah tidak selama seminggu yang lalu atau dua minggu yang lalu. Aku akan terus optimis dengan hal ini dan sebisa mungkin mengurangi rasa mengeluh agar tidak sesering hari kemarin. Apa yang kurasakan ini hanyalah sebuah ungkapan kerinduan. Aku tidak tahu sebesar apa rasa rindumu denganku tapi kuyakin berapapun itu, kamu juga rindu denganku. Dan aku yakin semuanya di dalam diri kita masing-masing masih sama seperti saat sebelum perpisahan. Doaku-pun masih sama seperti yang dulu, agar kau baik-baik saja dan bahagia disana tanpa kurang apapun hingga saat kau kembali kesini. Aku akan semakin bersiap menunggu hari dimana kita akan bertemu lagi.

Luv u my dear…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar