blabla

Now it's not the time to cry, now it's time to find out why ...

Pages

6.7.10

Malam Beranjak Pagi

Malam beranjak pagi, aku mulai menulis sesuatu untuk dirimu..

Hari ini adalah hari kedua setelah perpisahan itu, rasanya sudah lama tapi menyadari bahwa masih ada 58 hari tersisa dan ternyata ini belum seberapa. Dan aku mulai takut dan cemas membayangkan 58 hari itu, karena memang sungguh sangat lama..

Hari ini kau sudah sampai di tempat dimana kau akan menghabiskan hampir 58 hari hidupmu,aku tidak tahu persis seperti apa tempatmu itu tapi kuharap tempat itu adalah tempat yang bisa membuatmu nyaman dalam 58 hari ke depan, walau mungkin tidak senyaman ketika dirimu menginjakkan kaki di dalam rumah tempat kelahiranmu dan tempat kau menghabiskan masa kanak-kanakmu. Tapi semoga itu bukan masalah buatmu dan aku selalu berdoa semoga tempat itu bisa melindungimu dari ujung rambut hingga ujung kuku jari kakimu. Karena hanya itu yang bisa kulakukan saat kita terpisah ribuan mil, ya hanya itu, yaitu mendoakanmu agar kau selalu sehat dan berbahagia.



Masih teringat jelas apa yang terjadi di hari Sabtu kemarin ketika melepas kepergianmu. Semuanya begitu cepat, dan akhirnya kita terpisah tanpa momen yang indah. Aku tidak sempat memelukmu atau sekadar mengelus-elus kepalamu, tapi beruntung kita masih sempat berjabat tangan di tengah kerumunan orang dan sempitnya waktu yang seperti mengusirku. Dan akhirnya kau berada di bus itu, berjalan pelan meninggalkanku, dan kusadari cuma diriku sendirian yang mengenang waktu beberapa menit sebelumnya dimana kau masih berada di dekatku, melankolis mulai merambah hati yang seperti teriris. Dan seakan mendukung semua itu, hawa di sekitarku tidak ada setitikpun yang cerah kecuali langit gelap dan mendung, selain karena waktu sudah akan bergulir menjadi senja suasana langit yang sehabis hujan tersebut menambah kemuraman sekitar. Aku ingat dulu pernah bilang, “hawa-hawa seperti ini adalah hawa perpisahan”. Ya benar, memang hawa perpisahan, hawa-hawa yang sering membuatku merasa mellow dan sialnya hawa seperti ini dating ketika aku benar-benar berpisah denganmu, benar-benar sempurna. Aku pulang sendiri dengan kekosongan sore hari, berusaha menguatkan diri agar bisa terbiasa hidup di kota ini tanpa hadirmu, berat memang, tapi tetap harus diusahakan.

Dan sekarang sudah hari kedua, meski masih terasa berat tetapi ternyata tidak seberat dugaanku. Aku senang seperti ini, tapi aku tidak tahu apakah ini memang hanya aku yang terlalu takut hingga menganggap ini berat ataukah sesuatu yang berat ini belum mencapai titik tertingginya melainkan baru merambat naik ke titik itu dan seperti bom waktu yang siap meledak kapanpun. Semoga tidak seperti itu. Tapi memang jika harus seperti itu silahkan saja terjadi, aku tidak akan menyalahkan takdir jika harus seperti itu, aku akan menjalani sekuat hati agar tetap hidup dalam 58 hari ke depan hingga saat kembali bertemu dirimu..

Aku harap kamu di sana juga begitu, tetap kuat sekuat-kuat dirimu, jangan lelah dan menyerah oleh lamanya waktu yang jika kau rasakan berat akan seperti membunuhmu. Dengarlah kekasihku, kuatkanlah dirimu, karena ku yakin kamu bisa melewati hal ini..

Malam sudah semakin larut dan beberapa menit lagi hari sudah akan berganti. Dirimu disana pasti juga sudah tertidur pulas dalam selimutmu. Selamat tidur sayangku, mimpikanlah aku dalam tidurmu, mimpikan saat kita bersama agar bisa memberimu kekuatan ketika kau membuka mata..

Aku sayang kamu..
5-6 juli, 23: 40 wib – 00 : 24 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar